ADHD atau disebut juga Attention-deficit/hyperactivity disorder adalah salah satu kondisi perkembangan saraf yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. ADHD kerap ditandai dengan gejala inatensi (tidak mampu menjaga fokus), hiperaktif (gerakan berlebihan yang tidak sesuai), dan impulsif (tindakan tergesa-gesa yang dilakukan tanpa berpikir).
ADHD tidak bisa disembuhkan, sehingga ketika dewasa gejala ADHD masih bisa berlanjut. Dalam beberapa kasus bahkan ADHD tidak dikenali atau didiagnosis sampai seseorang dewasa. Bedanya, gejalanya mungkin tidak sejelas pada anak-anak, karena gejala hiperaktif dapat berkurang pada orang dewasa.
ADHD seringkali diidentifikasi pertama kali pada usia sekolah, di mana anak mengalami gangguan di kelas atau masalah dengan pekerjaan sekolah. Kondisi ini lebih umum dialami oleh anak laki-laki dibanding perempuan.
Tanda-Tanda Anak dengan ADHD
ADHD berbeda dengan hiperaktif atau kurang perhatian. Anak-anak dengan ADHD umumnya memiliki pola tersendiri, di antaranya:
- Kesulitan untuk mempertahankan perhatian pada sesuatu
- Impulsivitas, kesulitan melakukan sesuatu dengan inisiatif secara tiba-tiba, melakukan sesuatu tanpa berpikir
- Hiperaktif, kegelisahan, ketidakmampuan untuk tetap duduk ketika berada di suatu kegiatan misalnya di sekolah
Bisakah Makanan Memperparah Gejala ADHD?
Perilaku tertentu dapat menyebabkan gejala ADHD menjadi semakin parah, misalnya ketika anak dihukum akibat perilakunya yang tak terkontrol, anak mengalami stres akibat suatu kejadian, pengobatan serta perawatan tidak dilakukan, atau ketika anak tidak diberi pola makan yang sehat.
Pola makan anak pada ADHD sangat berpengaruh terhadap perkembangan gejala ADHD. Misalnya makanan yang mengandung banyak gula dapat menyebabkan peningkatan tajam kadar gula di dalam tubuh anak, yang kemudian meningkatkan level energi anak. Akibatnya Anda akan melihat anak dengan ADHD yang semakin sulit mengontrol diri dan terlihat kebingungan menghabiskan energi sehabis makan atau minum yang mengandung banyak gula.
Jadi apakah makanan dapat memperparah gejala ADHD? jawabannya adalah ya. Oleh sebab itu, sangatlah penting orang tua yang memiliki anak dengan ADHD untuk melakukan kontrol terhadap makanan anaknya.
Makanan yang Dapat Mengurangi Gejala ADHD
Meskipun tidak ada jenis makanan yang dapat secara pasti membantu mengurangi gejala ADHD, namun berbagai makanan dapat mempengaruhi tingkat energi dan konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, pilihan terbaik untuk membantu mengontrol gejala ADHD adalah dengan memilih jenis-jenis makanan yang tidak memicu kenaikan level energi secara besar-besaran.
Apa saja sih makanan yang direkomendasikan?
Makanan kaya protein
Proten sangat penting untuk kesehatan otak dan memainkan peran kunci dalam memproduksi bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Memasukkan menu protein dalam makanan juga mencegah lonjakan kadar glukosa darah yang memicu hiperaktif.
Anda bisa memilih menu daging merah, unggas, ikan dan kerang, kacang-kacangan, biji-bijian dan telur sebagai sumber protein untuk anak.
Karbohidrat kompleks
Seperti protein, karbohidrat kompleks dapat membantu mencegah lonjakan gula darah. Makan jenis karbohidrat kompleks, membuat anak merasa kenyang lebih lama dan menghentikan mereka makan makanan yang mengandung gula.
Selain itu, ketika karbohidrat kompleks dimakan sebelum tidur, makanan ini dapat mendorong kualitas tidur yang lebih baik.
Adapun makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks di antaranya:
- Buah-buahan
- Sayuran
- Roti gandum dan pasta
- Beras merah
- Kacang dan polong-polongan
- Vitamin dan mineral
Beberapa penelitian menghubungkan ADHD dengan tingkat mikronutrien tertentu yang rendah, termasuk zat besi, magnesium, seng, vitamin B6 dan vitamin D. Tidak jelas dikatakan berapa tingkat lebih rendah yang mengarah ke perkembangan ADHD, namun tidak ada ruginya untuk mencukupi asupan vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian, bukan?
Anda dapat memilah jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk mengelola gejala ADHD, misalnya seperti:
- Zat besi yang banyak ditemukan pada daging sapi, hati, kacang merah dan tahu
- Seng yang banyak ditemukan pada daging merah, kerang, kacang-kacangan dan polong-polongan
- Magnesium yang banyak ditemukan pada biji labu, almond, bayam dan kacang tanah
- Vitamin B6 yang banyak ditemukan pada telur, ikan, kacang tanah, dan kentang
- Vitamin D yang banyak ditemukan pada ikan berlemak, hati sapi, kuning telur dan makanan yang difortifikasi
Asam lemak omega-3
Asam lemak omega-3 adalah jenis lemak esensial yang harus didapatkan anak dari makanannya. Asam lemak omega-3 berperan dalam kesehatan jantung dan otak. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami penurunan kadar lemak omega-3, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak omega-3 dapat membantu memperbaiki gejala secara sederhana.
Adapun asam lemak omega-3 dapat ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon dan tuna, kadang kenari, biji chia, biji rami, telur, dan lain sebagainya.
Menentukan menu makan untuk anak dengan ADHD terkadang bisa membuat frustasi. Anda bisa minta bantuan ahli nutrisi untuk menentukan menu dan pola diet agar lebih mudah bagi Anda untuk menyesuaikan dengan kondisi anak.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Jayne Leonard (2019). What are the best diets for ADHD?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/325352
CHADD. Nutrition and ADHD. Available from: https://chadd.org/about-adhd/nutrition-and-adhd/
American Psychiatric Association. What is ADHD?. Available from: https://www.psychiatry.org/patients-families/adhd/what-is-adhd
Cleveland Clinic. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4784-attention-deficithyperactivity-disorder-adhd